Rabu, 29 Mei 2013

Puisi


1. Puisi Persahabatan

  • Sahabat Ukiran Terindah Kehidupan Ku

Setitik air mengalir mendayung bersama
Secerah mentari tertawa gembira
Senyuman manis tertulis dalam kalbu
Ayunan langkah yang mengayun riang
Lambaian tangan persahabatan
Yang selalu ada dalam setiap detik kehidupan
Dalam duka maupun suka
Menggeliat dalam ingatan kenangan terindah
Sahabat yang belajar tuk saling mengerti
Belajar tuk saling menghargai
Dan belajar tuk saling menghibur
Persahabatan kan tetap abadi
Tak kan lekang oleh waktu, zaman, dan kemajuan teknologi
Selalu ada meski ada yang menghilang
Kenangan untuk ukiran hidup persahabatan
Menyambung silaturrahmi, dan menambah saudara
Lukisan kehidupan yang terukir di kehidupan ku
Keindahan senyuman yang telinang dalam memori hati serta fikiran
Kau terindah, kau ukiran, 
Dan kaulah segalanya yang terbaik dalam kehidupanku

  • Kau Mutira Kehidupanku
Senyummu membangkitkan hidupku
Tangismu penderitaanku
Tawa sumber semangatku
Kesukaanmu adalah favouritku
Ceritamu itu inspirasiku
Kau goresan warna terindah kehidupanku
Setiap detik kau temani langkahku
Setiap menit kau ada dalam relung nafasku
Setiap hari kau membanggakanku
Genggaman tanganmu meyakinkan langkahku
Kau mutiraku
Kau segalanya untukku
Kau mengerti aku
Mencoba bersabar menghadapi tingkahku
Mencoba tuk mengerti diriku
Tanpamu aku tiada
Dunia terasa hampa
Kau mutiaraku
Kau kobaran api semangatku
Hanyalah engkau Sahabatku
Terima kasih Tuhan kau ciptakannya untukku
Mutiara Kehidupanku Hanyalah Dirimu Sahabatku

2. Puisi Kehidupan

  • Dirimu Perubah Dirimu

Hidup bukanlah segala-galanya
Hidup bukanlah tujuan Manusia dihidupkan
Hidup bukanlah akhir dari sebuah perjuangan
Namun hidup adalah proses tuk menuju kesejahteraan
Ingatlah pada kehidupan yang akan datang
Beribadahlah seolah-olah kamu akan mati
Bekerjalah seakan-akan kamu hidup selamanya
Berdo'alah dimana pun kau berada
Dirimulah penentu masa depanmu
Hanya kau yang mampu
Dan hanyalah engkau yang bisa
Terus melangkah dan tak kan behenti
Selama mentari masih bersinar
Selama nafas ada tuk berhembus
Selama angin terus menggoyahkan dedaunan
Dan selama kau dapat kesempatan
Laluilah dengan hati
Teruskanlah dengan semangat membara
Karna kau penentunya
Hanya kau.....
Hanyalah dirimu....
Semangat!!!!!!!!!!!!!!!

  • Hanya Sementara
Keabadian tak sempurna
Kekayaan hanya tipuan
Perderitaan hanya cobaan
Kebagaiaan fata morgana
Semua kan kembali diwaktunya
Jangan terlalu bangga
Jangan terlalu terlena
Jangan banyak berduka cita
Hadapi semua dengan senyuman
Dunia hanya sementara
Pandangan ada batasnya
Langkah mampu berhenti sendiri
Pendengaran pun dapat menghilangan
Banyangan juga kan tiada
Ingatlah semua kan kembali pada masanya
Kehidupan tak abadi
Kehidupan tak sempurna
Kehidupan hanya tipuaan
Berdo'alah agar tak tergoda
Pilih jalan yang terbaik
Ingatlah semua hanya sementara

3.  Puisi Alam

  • Jeritan Sang Bumi
Udara terpolusi
Tanah tercemari
Air bersih berkrisis lagi
Hutan di gunduli
Semua kini hilang musnah
Pohon-pohon menggugurkan dedaunan
Mentari menyengat begitu geramnya
Penyakit menyebar dimana-mana
Setiap detik setiap waktu
Bencana datang dengan hebatnya
Gunung-gunung mengeluarkan isi perutnya
Hujan mengguyur dengan kuatnya
Manusia tak mampu ditata lagi
Narkoba meraja lela
Minuman keras jadi obat kesehariaan
Pergaulan bebas jadi kebiasaan
Budaya asli di hilangka
Budaya barat di banggakan
Kesopanan di tiadakan
Menghargai sesama tiada lagi
Bumi geram akan semua
Tuhan marah dengan hebatnya
Bumi menangis setiap detik
Bumi marah setiap waktu
Bumi pun ingin muntah dengan segera
Hai... Manusia
Kau dihidupkan untuk menjaganya
Kau dihidupkan tuk merawatnya
Namun mengapa kau merusaknya
Bertaubatlah dan bersahabatlah dengan bumi
Agar dia tak marah secepat ini.

  • Hewan pun ikut menangis
Hutan kau tebangi
Air kau kotori
Tanah kau cemari
Udara kau beri polusi
Penebangan hutan kau bebaskan
Tak pernah kau reboisasi
Tak pernah kau jaga lagi
Hewan berteriak minta tolong kau biarkan
Kau rusak tempat hidupnya
Kau usik kehidupannya
Sedangkan kau tak terima bila kau diusiknya
Pohon tempat bermainnya kau hilangkan
Air sumber kehidupannya kau ambil
Udara tempat bernafaskan kau beri polusi
Mereka menangis setiap hari
Mereka menjerit setiap waktu
Apa kau tak punya hati
Apa kau tak lagi punya rasa
Hatimu keras bagai baja
Yang terfikir hanyalah uang
Kau memang tak punya perasaan, tak punya hati
Hingga kau tak mendengar tangisannya
Hingga kau tak mampu mendengar jeritannya
Hewan kini menangis, dan terus menangis karena ulahmu





Tidak ada komentar:

Posting Komentar